Sabtu, 18 Januari 2014

PERBANDINGAN KURIKULUM


ANALISIS PERBANDINGAN KURIKULUM 1994, KBK (2004), KTSP (2006) DAN 2013





OLEH :

      NAMA  : AHMAD NAJMUL ABIDIN
      NIM       : 201110070311036                             
      KELAS  : BIOLOGI V A


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

A.    DEFENISI
Kurikulum
Defenisi
1994
Merupakan kurikulum perbaikan dari kurikulum 1984 yang sudah tidak sesuai
2004
Merupakan kurikulum perbaikan dari kurikulum 1994 yang sudah tidak sesuai dan dikembangkan dengan dasar kompetensi
2006
Merupakan kurikulum perbaikan dari kurikulum 2004 yang sudah tidak sesuai dan dikembangkan menurut otonomi sekolah masing-masing
2013
Kurikulum yang dirancang untuk menyiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan dimasa depan mereka.

B.     IDE POKOK
Kurikulum
Ide Pokok
1994
Kurikulum yang dibuat dengan berdasarkan active learning (pembelajaran aktif) yang menekankan pada pendekatan konsep dan keterampilan proses.
2004
Kurikulum yang dibuat dengan berbasis pada pengembangan kemampuan  kompetensi siswa sesuai standar nasional dan internasional
2006
Kurikulum yang dilaksanakan dan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan dengan otonomi pengelolaan pendidikan masing-masing satuan pendidikan
2013
Proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Ø  Kurikulum berbasis kompetensi
Ø  Kurikulum berdasarkan berbasis standar
Ø  Berakar pada budaya
Ø  Mempersiapkan untuk kehidupan masa kini dan masa depan
Ø  Menekankan pada keseimbangan antara soft skills dan hard skills
Ø  Sekolah tak terpisah dari masyarakat

C.    DASAR HUKUM
Kurikulum
Dasar Hukum
1994
Ø  UU No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3
Ø  Peraturan Pemerintah No.29  Tahun 1990 tentang pendidikan menengah.
2004
Ø  Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Otonomi Daerah bidang pendidikan dan kebudayaan
Ø  Undang-undang No. 2 tahun 1989 Sistem Pendidikan Nasional
Ø  UU RI No. 20 tahun 2003 pada Bab X
2006
Ø  Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003  tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 62 tentang Pendirian Satuan Pendidikan
Ø  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Ø  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ;
Ø  Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; dan
Ø  Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan SKL pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
2013
Ø  Permendikbud No. 54 tahun 2013 tentang SKL
Ø  Permendikbud No. 81 A tahun 2013 tentang IMPLEMENTASI KURIKULUM.
Ø  Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Penilaian Pendidikan
Ø  Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang STANDAR PROSES
Ø  Permendikbud No. 67 tahun 2013 tentang KD
Ø  Permendikbud No. 71 Tahun 2013 Tentang Buku Teks Pelajaran

D.    TUJUAN
Kurikulum
Tujuan  Nasional
1994
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampila, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Pasal 4 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989)
2004
Membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU No. 20 Tahun 2003)
2006
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU no 20 Tahun 2003 Pasal 3)
2013
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional)

Kurikulum
Tujuan Detail
1994
Ø  Tujuan Umum SMA :
Program pengajaran wajib diikuti  oleh semua siswa  kelas 1 & 2 (Mengacu pada tujuan pendidikan nasional ) semua mata pelajaran.
Ø  Tujuan Khusus SMA :
Memberikan peluang  kepada siswa untuk berpindah ke program  pengajaran khusus lainnya sesuai dengan kemampuan, minat dan kemajuan belajaranya
Ø  Tujuan umum pada mata pelajaran biologi :
Memberikan pengetahuan untuk memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya, serta mampu menerapkan konsep-konsep biologi dan metode ilmiah yang melibatkan ketrampilan proses untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2004
Ø  Tujuan Khusus :
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan.
Ø  Tujuan umum pada mata pelajaran biologi:
1.      Memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya
2.      Mengembangkan keterampilan dasar Biologi untuk menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah.
3.      Menerapkan konsep dan prinsip Biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia
4.      Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari.
5.      Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan.
6.      Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan.
2006
Ø  Tujuan umum :
untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Ø  Tujuan khusus biologi SMA.
1.      Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2.      Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain.
3.      Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
4.      Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi.
5.      Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.
6.      Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
7.      Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan.
2013
Tujuan SMA :
Untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan, pilihan Lintas Minat, dan/atau pilihan Pendalaman Minat.
Tujuan Biologi :
Ø  Penjurusan di SMA dilakukan di kelas X
Ø  Mata pelajaran dibagi menjadi 3 kelompok : kelompok matapelajaran wajib (kelompok A & B), kelompok matapelajaran peminatan (kelompok C)
Ø  Program pengajaran terdiri dari:
1.      Matapelajaran Wajib
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewrga Negaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah Indoensia, Bahsa Inggris, Seni Budaya, Penjaskes, Prakarya dan Kewirausahaan.
2.      Matapelajaran peminatan
Matematika dan Ilmu Alam (Mtematika, Biologi, Fisiaka, dan Kimia)
Ilmu_ilmu Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi)
Ilnu Bahasa dan Budaya (Bahasa Sastra Indonesia dan Inggris, Bahasa Asing (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jermasn), Antropolog

E.     ISI
Kurikulum
Isi
1994
Program pengajaran terdiri dari:
Ø  Program pengajaran umum
Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, Pendidikan Agama, Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, Pendidikan sejarah nasional dan sejarah umum, Pendidikan bahasa inggris, Pendidikan jasmani dan gambar, Pendidikan matematika, Pendidikan ilmu pengetahuan alam, Pendidikan ilmu pengetahuan sosial, Pendidikan seni
Ø  Program pengajaran khusus :
Program bahasa, Program ilmu pengetahuan alam, Program ilmu pengetahuan sosial
Ø  Konsep-konsep biologi :
Mencakup biologi sel, anatomi, fisiologi, keanekaragaman genetika, evolusi, lingkungan dan perlindungan, dan pengawetan alam.
2004
Ø  Ruang lingkup mata pelajaran Biologi terdiri dari 2 bagian yaitu bekerja ilmiah dan pemahaman konsep (materi pokok) dan penerapannya.
Ø  Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan , Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Teknologi Informatika dan Komunikasi, Keterampilan Bahasa Asing, PLH
Kelas X :
Bekerja ilmiah, hakikat ilmu Biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, perannan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kelas XI :
Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan, dan manusia dan penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
Kelas XII :
Proses yang terjafi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
2006
Ø  Program pengajaran di SD disusun dalam 8 mata pelajaran
Ø  Program pengajaran di SMP disusun dalam 10 mata pelajaran
Ø  Program pengajaran di SMA disusun dalam 16 mata pelajaran
Ø  Penjurusan di SMA dilakukan di kelas II
Ø  Penjurusan dibagi atas 3 jurusan, yaitu : Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Bahasa,
Ø  Penambahan muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri pada setiap program pengajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi,  Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Keterampilan, Sastra Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Jerman, Bahasa Prancis, Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin
Ø  Mata pelajaran
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Teknologi Informatika dan Komunikasi, Keterampilan Bahasa Asing,Muatan Lokal, Pengembangan diri
2013
Ø  Kompetensi Inti
Ø  Kompetensi Dasar
Ø  Konten lebih sederhana
Ø  Kompetensi yang semakin meningkat
Ø  Bersesuaian dengan lingkungan peserta didik

F.     ORGANISASI
Kurikulum
Organisasi
1994
Struktur Horizontal :
Termasuk kedalam seperated subject ( terpisah )
Hal ini menandakan pada tingkatan SMA materi sudah terpisah, contohnya materi IPA dipecah menjadi fisika, biologi, kimia.
Struktur Vertikal :
Pelaksanaan kurikulum di sekolah yang merupakan sistem catur wulan. Sistem caturwulan membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu yang masing-masing disebut catur wulan (1 tahun = 3 catur wulan). sistem caturwulan 1,2,3.Caturwulan  1& 2(12 minggu) untuk kelas 1,2 &3, dan caturwulan 1 dan 2 (10 minggu efektif)  untuk kelas 3 (8 minggu efektif). Waktu bidang studi 48 jam (1 caturwulan)
2004
Struktur Horisontal
Separate-subject curriculum yang dilakukan oleh tim pengembang yang ditunjuk di tingkat nasional.
Struktur Vertikal
Ø  Sistem kelas
Ø  Kombinasi sistem kelas dan tanpa kelas (akselerasi)
Ø  Sistem unit waktu 1 tahun setiap kelas yang terdiri dari 2 semester (34-40 minggu belajar efektif)
Ø  Alokasi waktu 1 jam pelajaran 45 menit
Ø  Jumlah jam/minggu = 38-39 jam/minggu
2006
Struktur Horisontal :
Ø Integrated Curriculum
Struktur Vertikal :
Ø  Gabungan sistem kelas dan sistem tanpa kelas (akselerasi)
Ø  Sistem unit waktu semster, (16-20 minggu belajar efektif)
Ø  Jumlah jam 38-39/minggu
Ø  Alokasi waktu 1 jam pelajaran = 45 menit.
2013
Ø  KI
Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga
Ø  Mata Pelajaran
Dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Matapelajaran Wajib dan Matapelajaran Pilihan
Ø  Bahan Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
Ø  Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu Matapelajaran

G.    STRATEGI
Kurikulum
Strategi
1994
Pendekatan konsep dan pendekatan keterampilan proses
Ø  Pendekatan pemecahan masalah
Ø  Pendekatan lingkungan
Ø  Pendekatan induktif dan deduktif
Ø  Pendekatan sejarah
Ø  Pendekatan pengungkapan nilai-nilai
2004
Berbasis kompetensi
Ø  learning to do, learning to know, learning to be, learning   to     live together”
Ø  Inkuiri
Ø  Konstruktivisme
Ø  ·Sains Teknology Masyarakat
Ø  Pemecahan masalah
Ø  Penggunaan media yang beragam
Detail KBK:
Ø  Sistem belajar dengan modul
Ø  Menggunakan keseluruhan sumber belajar
Ø  Pengalaman lapangan
Ø  Strategi pembelajaran individual personal
Ø  Belajar tuntas
Ø  Kemudahan belajar
2006
Ø  Kegiatan Pendahuluan
Untuk membangkitkan motifasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartiispasi aktif dalam proses pembelajaran.
Ø  Kegiatan Inti
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, kegiatan dilakukan secara sistemastis melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Ø  Kegiatan Penutup
Aktivitas pembelajaran diakhiri dengan bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
2013
Ø  Pendekatan ilmiah
Menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran
Ø  Konsep pendekatan scientific
Memilki kriteria :
1.      Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2.      Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3.      Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
4.      Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5.      Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6.      Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7.      Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Dari ketujuh kriteria ini dimaksudkan meliputi :
·         Mengamati
·         Menanya
·         Menalar
·         Mencoba
·         Membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

H.    METODE PEMBELAJARAN
Kurikulum
Metode Pembelajaran
1994
Ø  Metode Ceramah
Ø  Metode Diskusi
Ø  Metode Demonstrasi
Ø  Metode Eksperimen
Ø  Metode Karyawisata
Ø  Metode Proyek
Ø  Metode Sosiodrama
2004
Ø  Pengamatan
Ø  Pengujian/penelitian
Ø  Diskusi,
Ø  Penggalian informasi mandiri melalui tugas baca
Ø  Wawancara narasumber
Ø  Simulasi/bermain peran
Ø  Nyanyian
Ø  Demonstrasi/peragaan model
2006
Ø  Metode mengikuti inovasi dan kreativitas guru (inquiri)
2013
Ø  Pembelajaran langsung dan tidak langsung
Ø  Menekankan pada aplikasi
Ø  Terkait dengan kehidupan
Ø  Mengembangkan kemampuan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah, mengkomunikasikan temuan
Ø  Menekankan pada kemampuan
Ø  Berfikir kritis, kreatif, dan produktif
Ø  Mengembangkan kemampuan belajar

I.       EVALUASI
Kurikulum
Evaluasi
1994
Ø  Penilain Ulangan harian: Bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa menurut tujuan khusus pembelajaran dan untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan khusus yang perlu diperhatikan dalam pengajaran selanjutnya.
Ø  Penilaian Ulangan Umum: bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran mengenai sejumlah bahan kajian tertentu dan sesudah rentang waktu tertentu telah dicapai oleh siswanya dimana penilaian ulangan umum.
Ø  Bentuk-bentuk Penilaian :
1.      Penilaian tertulis
2.      Penilaian lisan
3.      Penilaian perbuatan dan penampilan
2004
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi KBK dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program.
Ø  Indikator keberhasilan sosialisasi kurikulum
Ø  Indikator keberhasilan penyusunan silabus
Ø  Indikator keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester
Ø  Indikator keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran
Ø  Indikator keberhasilan penyusunan bahan ajar
Ø  Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar
2006
Ø  Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
Ø  Evaluasi :
1.      Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
2.      Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a.       membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses,
b.      mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.
3. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Ø  Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
2013
Penilaian Autentik
Ø  Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas proses dan hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Ø  Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi.
Ø  Istilah autentik merupakan sinonim dari  asli, nyata, valid, atau reliabel.
Jenis-jenis penilaian autentik :
1.      Penilaian Kinerja
Berikut ini cara  merekam hasil penilaian berbasis kinerja.
  1. Daftar cek (checklist).
  2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
  3. Skala penilaian (rating scale).
  4. Memori atau ingatan (memory approach).
2.      Penilaian Proyek
Berikut ini tiga hal yang  perlu diperhatian  guru dalam penilaian proyek.
  1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
  2. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
  3. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
3.      Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
  1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
  2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
  3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
  4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
  5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
  6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
  7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
4.      Penilaian Tertulis
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

J.      TEMUAN KHUSUS
Kurikulum
Temuan Khusus
1994
Kurikulum 1994 merupakan model pelaksanaan pendekatan pembelajaran. Terdapat satuan model pelajaran, program tahunan, program catur wulan, AMP (analisis materi pembelajaran), AE (analisis evaluasi), dan AEE (analisis evaluasi eksperimen)
2004
Ø  Buku Kerangka Dasar
Ø  Bahan Kajian
Ø  Buku Standart Kompetensi Mata Pelajaran
Ø  Buku Pedoman-Pedoman
2006
Ø  Model pendekatan pengembangan
Menggunkan pendekatan dekonsentrasi, yaitu campuran antara sentralistrik dan desentralistik atau dalam bahasa lain menggunakan model administratif dan model akara rumput ( grass root)
Ø  pengembangan kurikulum dikaji dalam lingkup nasional, baik untuk pendidikan sekolah maupun luar sekolah, baik secara vertikal maupun horizontal dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. Secara vertikal berkaitan dengan kontinuitas atau kesinambungan pengembangan kurikulum dalam berbagai tingkatan (hierarkhi) institusi pendidikan (sekolah), sedangkan secara horizontal berkaitan dengan pengembangan kurikulum pada tingkatan pendidikan yang sama/setara sekalipun jenis pendidikannya berbeda. Pada tahap institusi, kegiatan pengembangan kurikulum dilakukan di etiap lembaga pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MAK/ dan SMK).
2013
Ø  Pendekatan alamiah
Ø  berbasis karakter
Ø  Pengembangan menggunakan Pendektan kompetensi
Ø  KI 1
Ø  KI 2
Ø  Guru tetap membuat RPP namun silabus sudah disediakan oleh pemerintah.
Ø  Model pembelajaran dibagi 3 :
1.      Model pembelajaran berbasis proyek
2.      Model pembelajaran berbasis masalah
3.      Model pembelajaran berbasis penemuan

K.    MODEL KONSEP KURIKULUM
Kurikulum
Model Konsep Kurikulum
1994
Kurikulum 1994 termasuk kurikulum menganut konsep akademis karena :
Ø  Kurikulum 1994 sesuai dengan aliran filsafat perenialisme, karena pada kurikulum 1994 lebih fokus kepada aspek kognitif dan mengabaikan aspek-aspek lainnya.
Ø  Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.
Ø  Metode yang digunakan mengajar cenderung monotone yaitu ceramah, tidak menggunakan metode-metode lain yang melibatkan siswa aktif. Guru mengajar hanya mengejar target berupa materi yang harus dikuasai dan  berorientasi kognitif.
2004
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM RALP W TYLER
Dikarenakan :
Ø  Sumber utama dalam perumusan tujuan kurikulum adalah siswa.
Ø  Memperbanyak pengalaman belajar siswa
Ø  Evaluasi merupakan alat penilaian dalam menilai proses pembelajaran
2006
Ø  KTSP pada dasarnya merupakan penyempurnaan model dari KBK.
Ø  Konsep kurikulum KTSP yaitu subyek akademi, hal itu dapat dilihat dari tujuan kurikulum tersebut yaitu mengembangkan kecerdasan atau intelek dan pengetahuan merupakan tujuan dari kurikulum subyek akademis.
Ø  Si pendidikan menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan.
Ø  Proses pendidikan berupa transfer IPTEK.
Ø  Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana IPTEK mampu dikuasai.
2013
Ø  Konsep pembelajaran IPA terpadu
Pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3)
Model pembelajaran terpadu :
  1. Fragmented
  2. Connected
  3. Nested
  4. Sequenced
  5. Shared
  6. Webbed
  7. Threaded
  8. Integrated
  9. Immersed
  10. Networked
Ø  Konsep pembelajaran IPS terpadu
  • Adanya keterkaitan antara berbagai aspek dan materi yang tertuang dalam KD IPS
  • Pembelajaran terpadu juga dapat dikatakan pembelajaran yang memadukan materi beberapa mata pelajaran atau kajian ilmu dalam satu tema.
  • Keterpaduan dalam pembelajaran IPS dimaksudkan agar pembelajaran IPS lebih bermakna, efektif, dan efisien.
  • Integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi
  • Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari  aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial

L.     PRINSIP PENGEMBANGAN
Kurikulum
Prinsip Pengembangan
1994
Ø  Pengembangan kurikulum dengan model administrasi (sentralisasi). Artinya kurikulum dibuat oleh pimpinan pusat dan diberikan kepada sekolah
Ø  Prinsip Fleksiblitas (pengembangan pengajaran disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar)
Ø  Prinsip Kontinuitas atau kesinambungan (kesinambungan antara pengajaran dengan  lingkungan siswa)
Ø  Relefansi (antara materi yang akan diajarakan sesuai dengan pendekatan yang akan dipakai)
Ø  Efektifitas (guru dapat menentukan metode, pendekatan, waktu yang sesuai, sehingga guru dapat menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran yang akan diajarakan)
2004
Ø  Prinsip relevansi: pemberian pengalaman secara langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah.
Ø  ·Prinsip fleksibilitas: pada suatu kegiatan pembelajaran misalnya penelitian ilmiah tidak semua indikator kerja ilmiah harus dilakukan. Selain itu, guru juga diberi kewenangan untuk menyusun silabus dan skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
Ø  Prinsip kontinuitas: mata pelajaran Biologi SMA ini merupakan kelanjutan dari mata pelajaran Biologi SMP. Karena adanya keterkaitan di dalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Ø  Prinsip efektifitas: guru dapat memilih indikator kerja ilmiah sesuai dengan kebutuhan ketersediaan alat/bahan, kemampuan siswa, ketersediaan alokasi waktu, serta kemampuan guru.
Ø  Prinsip efisiensi: dalam pengelolaan keuangan, terutama pengalokasian uang sepenuhnya dilakukan sekolah. Sekolah juga diberi kebebasan untuk  melakukan kegiatan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan.
2006
Ø  Prinsip Relevansi: Kurikulum ini relevan dengan tuntutan perkembangan zaman, dimana tuntutan zaman yang global dan berbasis teknologi. Kerelevanan ini dapat dilihat dari model  konsep kurikulum KTSP yaitu model konsep kurikulum teknologis.
Ø  Prinsip Flexibelitas: kurikulum ini bersifat flexibel dikarenakan standar isi dari kurikulum ini hanya memberikan komponen isi berupa standard kompetensi (SK) dan  kompetensi dasar (KD) sehingga pengembangan silabus dapat dilakukan sesuai dengan keinginan guru
Ø  Prinsip Kontinuitas: Mata pelajaran di SMA merupakan lanjutan dari mata pelajaran SMP, sehingga kesinambungan pelajaran ini sangat jelas.Kontinuitas kurikulum ini dapat terlihat dari tujuan kurikulum ini yang mempersiapkan  peserta didik melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Dengan adaya kegiatan pengembangan diri merupakan ciri khas dari kurikulum ini dimana kegiatan pengembangan diri bertujuan untuk meningkatkan potensi peserta didik
Ø  Prinsip efektifitas: Kurikulum ini mampu memberikan  keefektifitasan pada  otonomi suatu lembaga untuk meningkatkan mutu pendidikannya sesuai keinginan
2013
Ø  Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Ø  Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Ø  Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian kompetensi.
Ø  Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat, negara, serta perkembangan global.
Ø  Standar isi dijabarkan dari SKL
Ø  Standar proses dijabarkan dari standar isi.
Ø  Standar Penilaian dijabarkan dari SKL, Standar Isi dan Standar proses

M.   KELEBIHAN
Kurikulum
Kelebihan
1994
Ø  Kurikulum 1994 jadi lebih kompleks karena di susun untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya (kurikulum 1984)
Ø  Guru diperbolehkan mengubah sistematika mata pelajaran
Ø  Menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan proses dengan metode yang sesuai dengan bahan kajian yang diajarkan
2004
Ø  Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
Ø  Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented).
Ø  Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
Ø  Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik.
Ø  Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada konten.
2006
Ø  Dapat memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam mengelola sumber daya dan menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, serta mendorong profesionalisme para pengawas, kepala sekolah, dan guru.
Ø  Mendorong guru, kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kresatifitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
Ø  Pengembangan kompetensi siswa disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa serta tuntutan lingkungan.
Ø  Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
Ø  Pembelajaran berpusat pada siswa.
Ø  Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi.
Ø  Sumber belajar yang bervariasi.
Ø  Seorang guru benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang menuntut kekreatifitasan.
2013
Ø  Menggunakan pendekatan yang bersifat Alamiah (konstektual), karena berangkat, berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik.
Ø  Berbasis karekter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.
Ø  Kurikulum 2013 terdapat bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

N.    KELEMAHAN
Kurikulum
Kelemahan
1994
Ø  Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyak materi/ substansi setiap satpel
Ø  Orientasi pada materi pelajaran
2004
Ø  Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.
Ø  Kualitas guru, dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu 17,2% guru mengajar bukan bidang studinya.
Ø  Sarana dan prasarana pendukung pembelajaran yang belum merata di setiap sekolah.
Ø  Kebijakan pemerintah yang setengah hati.
Ø  Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun.
Ø  Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2006
Ø  Sering terjadi miskonsepsi akibat adanya perubahan metode pengajaran yang   dominan dari teacher centre menjadi student centre.
Ø  ·Akan terbentuk tingkatan lembaga pendidikan yang favorit dan yang kurang favorit
Ø  Siswa yang aktif akan semakin maju dan berkembang , sedangkan siswa yang tidak aktif akan lambat berkembang
Ø  Keberhasilan siswa di ukur dan dilaporkan berdasarkan pada pencapaian kompetensi tertentu dan bukan didasarkan atas perbandingan dengan hasil belajar siswa lain
2013
Ø  Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013. Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
Ø  Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
Ø  Pemerintah mengintegrasikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar.

Perbandingan Kurikulum dari Masa ke Masa
No
Kurikulum .... – 1994
Kurikulum 2004 – 2006
Kurikulum 2013
1
Basis materi
Basis produk
Basis praksis
2
Fokus pada ranah pengetahuan
Mapel berkontribusi pada kompetensi tertentu
Mapel berkontribusi pada semua ranah kompetensi
3
Produk dan proses ditentukan dari materi
Produk ditentukan dari materi, proses ditentukan terpisah
Materi dan proses diturunkan dari produk
4
Penekanan pada rencana
Penekanan pada hasil
Penekanan keselarasan rencana, kegiatan, hasil
5
Keseragaman materi
Keseragaman hasil
Keseragaman materi, proses dan hasil
6
Pemantauan pelaksanaan silabus dan RPP standar
Penilaian hasil yang sangat ketat (harusnya), mis. UN
Penilaian proses dan hasil secara utuh
7
Menggunakan materi sebagai konteks
Menggunakan materi sebagai konteks
Menggunakan tema populer sebagai konteks
   Arah Pengembangan : Kurikulum sebagai Praksis Kontekstual