Selasa, 15 April 2014

METODE DAN ALAT BANTU (MEDIA) PADA PROMOSI KESEHATAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Upaya mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama dilakukan dengan  melakukan perubahan perilaku kesehatan melalui promosi kesehatan. Promosi kesehatan meliputi kegiatan pendidikan kesehatan disertai pemberdayaan masyarakat. Pendidikan kesehatan memiliki tujuan utama mengubah pengetahuan masyarakat agar terbentuk perilaku sehat sesuai yang diharapkan. Peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat diharapkan memicu sikap mendukung perilaku sehat, bila didukung faktor pemungkin dan pendorong akan membentuk perilaku sehat. Proses pendidikan kesehatan merupakan proses transfer informasi tentang kesehatan yang diharapkan melalui komunikasi. Komponen komunikasi tersusun atas pengirim dan penerima pesan, isi pesan, media dan efek dari pesan.
Media sebagai saluran informasi merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan kesehatan. Memilih media sebagai saluran menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi metode yang digunakanMedia pendidikan kesehatan pada hakekatnya alat bantu pendidikan kesehatan. Menurut fungsi sebagai saluran pesan media pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan atas media cetak, media elektronik dan media papan (billboard). Beberapa media cetak dikenal antara lain booklet, leaflet, selebaran (flyer), lembar balik (flip chart), artikel atau rubrik, poster dan foto. Media elektronik dapat berupa televisi, radio, video, slide, film strip dan sekarang dikenal internet. Media papan berupa baliho biasanya dipasang di tempat-tempat umum yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.Alat peraga yang dipergunakan dalam pendidikan kesehatan dapat berupa alat bantu lihat (visual), alat bantu dengar (audio) atau kombinasi audio visual.
Penggunaan alat peraga memperhatikan tujuan penggunaannya (sederhana dan kompleks), sasaran, tempat dan penggunanya. Dengan memahami komunikasi khususnya alat peraga dan media pendidikan kesehatan diharapkan analis laboratorium mampu menyampaikan informasi kesehatan terutama preventif sehingga timbul perubahan perilaku kesehatan masyarakat agar lebih mendahulukan mencegah penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan. Pendidikan kesehatan yang tepat akan mendorong peran analis laboratorium untuk mengajak masyarakat memanfaatkan profesi analis kesehatan bukan hanya pada saat sakit tetapi dimulai dari pencegahan penyakit serta meningkatkan kondisi kesehatannya melalui deteksi dini.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan ?
2.      Apakah syarat tercapainya rencana penyuluhan promosi kesehatan yang baik ?
3.      Apakah harapan rencana penyuluhan promosi kesehatan ?
4.      Bagaimana langkah dalam perencaan penyuluhan promosi kesehatan ?
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui defenisi promosi kesehatan
2.      Untuk mengetahui syarat tercapainya rencana penyuluhan promosi kesehatan yang baik
3.      Untuk mengetahui harapan rencana penyuluhan promosi kesehatan
4.      Untuk mengetahui langkah dalam perencaan penyuluhan promosi kesehatan
1.4  Manfaat
1.      Sebagai panduan pelaksanaan promosi kesehatan
2.      Sebagai informasi penting bagi tenaga kesehatan
3.      Sebagai motivasi kepada masyarakat betapa pentingnya kesehatan bagi kehidupan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Promosi Kesehatan
Istilah promosi kesehatan adalah perwujudan dari perubahan konsep pendidikan kesehatan yang secara structural tahun 1984 WHO dalam salah satu divisinya,yaitu Divisi Pendidikan Kesehatan (Division Health Education) diubah menjadi Divisi Promosi kesehatan dan Pendidikan (Division On Health Promotion and Education).Konsep ini oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2000 mulai disesuaikan dengan merubah Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat menjadi Direktorat Promosi Kesehatan dan sekarang menjadi pusat promosi kesehatan.
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu,di mana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberiandan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja,melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang. Hal ini berarti Promosi Kesehatan merupakan program  kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan yang merupakanperubahan Perilaku,baik dalam masyarakat maupun lingkungan organisasinya,lingkungan fisik dan non fisik, social, budaya, ekonomi, politik,dan sebagainya.
Untuk mewujudkan perubahan kearah perilaku hidup sehat di masyarakattidak mudah begitu saja diwujudkan.Fakta membuktikan dari pengalaman Negara maju dan Negara berkembang banyak factor yang menghambat dan salah satu factor terbesar yang dirasakan adalah kurangnya factor pendukung berupa sarana dan prasarana dimasyarakat untuk berperilaku hidup sehat.Walaupun kesadaran danpengetahuan masarakat tentang sanitasi lingkungan,pentingnya gizi yang baik ,manfaat imunisasi ,pelayanan kesehatan, perumahan sehat, ventilasi rumah, pencahayaan yang baik, dan lain sebagainya sudah cukup tinggi ,tetapi kalau tidak didukung oleh fasilitas yaitu tersedianya jamban sehat, air bersih, makanan yang bergizi, fasilitas imunisasi, adanya pelayanan kesehatan, kemudahan memperoleh rumah yang layak dan lain sebagainya maka rasanya sangat sulit bagi mereka untuk dapat mewujudkan perilaku hidup sehat sebagaimana yang diharapkan tersebut.
2.2 Syarat Tercapainya Rencana Penyuluhan Promosi Kesehatan yang Baik
Berikut ini merupakan syarat tercapainya rencana penyuluhan promosi kesehatan yang baik
1.      Pimpinan program dan pelaksana program mempunyai pengertian dan sikap yang positif terhadap apa yang akan dilakukan dalam penyuluhan tersebut
2.      Para pimpinan memberi dukungan positif
3.      Tersedia biaya untuk program penyuluhan tersebut
4.      Unit –unit penunjang dalam penyuluhan berfungsi dengan baik
2.3 Harapan Rencana Penyuluhan Promosi Kesehatan
     Hasil yang diharapkan dari rencana penyuluhan rencana promosi kesehatan adalah sebagai berikut.
1.      Sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2.      Sesuai dengan kebutuhan program
3.      Bersifat praktis dan bisa dilaksanakan sesuai situasi setempat (feasibel dan fleksibel )
4.      Ada dukungan dari kebijaksanaan yang ada
2.4 Langkah dalam Perencanaan Penyuluhan Promosi Kesehatan
2.4.1 Mengenal Masalah, Masyarakat, dan Wilayah
Tindakan yang dilakukan pertama kali oleh penyuluh adalah melakukan pengumpulan data tentang berbagai hal yang diperlukan, baik untuk kepentingan perencanaan maupun data awal sebagai pembanding penilaian.
A.    Mengenal Masalah
Untuk dapat mengenal masalah, kegiatan yang dilakukan di antaranya :
1.      Mengenal program yang akan ditunjang dengan penyuluhan
2.      Mengenal masalah yang akan ditanggulangi oleh program tersebut. Misalnya program mengenal gejala dini penyakit DHF seperti demam, kepala pusing, sendi terasa ngilu dan lemas, masalah yang akan ditanggulangi adalah risiko syok yang berakibat pada ancaman kematian pada pasien. Masalah gizi (program penanggulangan kekurangan vitamin A), maka masalah yang akan ditanggulangi adalah xeroftalmia yang bisa mengakibatkan kebutaan.
3.      Dasar pertimbangan apa yang dipergunakan untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan. Bagaimana pandangan para pimpinan dan ahli kesehatan terhadap masalah tersebut, apakah masalah tersebut merupakan prioritas masalah sehingga perlu untuk segera ditanggulangi, bagaimana pandangan masyarakat terhadap masalah, apakah mereka menganggap masalah tersebut sebagai masalah utama, apakah masalah tersebut bisa dipecahkan, serta apakah dengan penyuluhan masalah sudah bisa diatasi.
4.      Pelajari masalah tersebut serta kenali dari segi perilakunya. Pelajari pengertian, sikap, dan tindakan apa dari individu, kelompok atau masyarakat yang menyebabkan masalah tersebut.
B.     Mengenal Masayarakat
Program penyuluhan ini adalah untuk masyarakat, maka pada tahap perencanaan penyuluhan yang harus sudah terkaji pada masyarakat adalah sebagai berikut :
1.      Jumlah penduduk, berapa jumlah penduduknya, bagaimana dengan kelompok-kelompok khusus yang beresiko seperti ibu hamil, ibu menyusui, lansia, dan lainnya.
2.      Keadaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat, bagaimana dengan tingkat pendidikan masyarakat (apakah masih ada yang tak bias baca tulis), norma masyarakat setempat, adakah tantangan sehubungan dengan prilaku yang diharapakan, pola kepemimpinan yang terapkan adakah kelompok-kelompok yang berpengaruh, hubungan yang satu dengan yang lainnya (siapa yang berpengaruh dalam mengambil keputusan di masyarakat termasuk keluarga). pola partisipasi masyarakat setempat dan organisasi sosial yang ada, serta tingkat ekonomi masyarakat setempat (mata pencaharian).
3.      Pola komunikasi di masyarakat, bagaimana informasi disebarluaskan di masyarakat, siapa sebagai sumber informasi, pusat-pusat penyebaran informasi (warung, arisan, jamaah-jamah yasinan, tahlil, atau lainnya), serta saluran komunikasi yang ada di masyarakat (radio, surat kabar, pengeras suara, dan lain-lainnya).
4.      Sumber daya yang ada (resources)
a.       Sarana apa saja yang dimiliki masyarakat, baik sebagai individu maupun masyarakat secara keseluruhan yang bisa dipergunakan oleh mereka untuk perubahan prilaku yang diharapkan.
b.      Sarana apa saja yang ada, baik pada istitusi pemerintah maupun non pemerintah yang bisa dipergunakan oleh masyarakat untuk mengubah prilaku. Informasi tentang penyakit DHF bisa ke unit P2M di puskesmas dan informasi tentang adanya klinik gizi.
c.       Sarana apa saja yang ada, baik pada institusi pemerintah maupun swasta, juga masyarakat yang bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan, seperti pengeras suara, ruang pertemuan balai Rw, kelurahan, sekolah, masjid, dan tempat lainnya.
d.      Sumber daya tenaga yang ada, petugas kesehatan yang bisa dilibatkan dalam penyuluhan, tugas pokok masing-masing tenaga, latihan yang pernah diperoleh di bidang penyuluhan kesehatan, bimbingan yang diterima dalam penyuluhan kesehatan pada masing-masing petugas kesehatan, hambatan dalam melibatkan petugas kesehatan dalam melakukan program penyuluhan, apakah ada petugas lain yang dapat membantu, serta apakah tenaga yang ada di masyarakat yang bisa membantu
5.      Pengalaman masyarakat program sebelumnya, sikap mereka terhadap pelayanan yang diberikan, terhadap para petugas, sikap ini mempunyai pengaruh positif /negative terhadap penyuluhan yang akan direncakan, apakah dari program-program tersebut ada yang memberikan pengalaman yang kurang menyenangkan.
6.      Pengalam masyarakat di masa lalu sehubungan dengan program penaggulangan penyakit DHF atau penanganan penyakit gizi buruk yang pernah dilaksanakan di daerah tersebut. Apakah berkesan atau malah mengecewakan masyarakat.
C.    Mengenal Wilayah
Program bisa dilaksanakan dengan baik jika yang melaksanakan program tersebut mengetahui benar situasi lapangan. Berikut ini dua hal pengkajian yang perlu dilakukan dalam mengenal wilayah :
1.      Lokasinya, apakah terpencil (tidak berbatasan dengan desa lain), apakah daerahnya datar atau pegunungan apakah ada jalur transpor umum dan lainnya.
2.      Sifatnya, kapan musim hujan, kemarau panjang, daerah kering/gersang atau cukup sumber air, sering banjir, pasang surut, apakah daerah perbatasan, dan lainnya.
2.4.2 Menentukan Prioritas Masalah
Prioritas dalam penyuluhan harus sejalan dengan prioritas masalah yang di tentukan oleh program yang ditunjang, hindari penyuluhan menentukan prioritas sendiri sebab dapat menyebabkan program berjalan sendiri. Misalnya pada program penanggulangan penyakit DHF, maka penyuluhan harus mengambil masalah yang resiko syok yang mengakibatkan pada ancaman kematian pasien sebagi masalah prioritas dan menngembangkan segi penyuluhan. Jika nanti dalam upaya penanggulangan resiko syok dengan memanfaatkan penekanan gejala dini dari penyakit DHF seperti demam, kepala pusing, sendi terasa nyilu, dan lemas merupak interfensi yang diprioritaskan, maka penyuluhan harus ditunjang dengan interfensi yang diprioritaskan. Penentuan prioritas bisa berdasarkan berbagai pertimbangan.
Figur 7.3. Tahap-tahap Penyuluhan
1.      Berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut, sehingga perlu diprioritaskan upaya penanggulangannya.
2.      Pertimbangan politis, yaitu menyangkut nama baik Negara.
3.      Berdasarkan sumber daya yang ada.
2.4.3 Menentukan Tujuan Penyuluhan
Tujuan dari penyuluhan kesehatan diantaranya adalah tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah terciptanya pengertian, sikap, dan norma menuju kepada terciptanya prilaku sehat. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah terjadi perubahan status kesehatan yang optimal. Tujuan harus jelas, realistis (bisa dicapai) dan dapat diukur. Hal ini diperlukan agar penilaian penyuluhan dapat dilaksanakan dengan baik. Beberapa hal yang dapat diperhatikan pada program yang akan dikembangkan dari segi penyuluhannya adalahsudah berapa lama program tersebut berjalan, program apa yang sedang dilaksanakan dan yang sudah berjalan.
1.    Seberapa jauh penyuluhan sudah dimasukkan di waktu lalu.
2.    Kalau sudah masuk, apa tujuan penyuluhan di masa lalu.
3.    Apakegiatan penyuluhan yang dilaksanakan waktu itu, dan bagaimana hasilnya, ini perlu agar petugas penyuluh kesehatan dapat menentukan tujuan yang baru.
2.4.4 Menentukan Sasaran Penyuluhan
Sasaran program dan sarana penyuluhan tidak selalu sama, yang di maksud dengan sasaran adalah kelompok sasaran seperti individu atau kelompok yang akan diberi penyuluhan.menentukan kelompok sasaran menyangkut pula strategi. Sebagai contoh, tujuan penyuluhan adalah agar kelompok lanjut usia mau melakukan senam lansia tiap seminggu sekali dalam hal ini sasaran penyuluhannya mungkin bukan hanya para lansia saja, tetapi juga pada orang-orang yang berpengaruh dalam mengambil keputusan dalam keluarga. Mungki anggota keluarga yang non lansia bisa diikutkan dengan harapan mereka bisa membujuk orang-orang yang sudah lanjut usia untuk mengikuti senam lansia.
2.4.5 Menentukan Isi Penyuluhan
Setelah tujuan, sasaran, situasi, masalah, dan latarbelakang sasaran ditentukan, maka isi penyuluhan dapat ditentukan. Isi penyuluhan dan keuntungan terhadap kelompok sasaran harus juga disebutkan. Isi penyuluhan harus dituangkan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh sasaran, pesan harus benar-benar bisa dilaksanakan oleh sasaran dengan sarana yang mereka miliki, atau yang terjangkau oleh mereka. Dasar-dasar komunikasi perlu dipahami dalam menyusun isi penyuluhan.
2.4.6 Menentukan Metode Penyuluhan yang Akan Dipergunakan
Metode diartikan sebagai cara pendekatan tertentu. Didalam proses belajar, pendidik harus dapat memilih dan menggunakan metode (cara) mengajar yang cocok atau relevan, sesuai dengan kondisi setempat. Meskipun berlaku pedoman umum bahwa tidak ada satu pun metode belajar yang paling baik dan tidak ada satu pun metode belajar yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang cukup tentang penerapan , metode yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan waktu yang berbeda.
Pemberian pendidikan kesehatan pada sasaran yang sama, tetapi wkatu dan/ atau tempat yang berbeda dalam pelaksanaanya memerlukan metode yang juga berbeda. Demikian juga sebaliknya, pada sasaran yang berbeda dengan tempat yang sama, membutuhkan metode yang mungkin berbeda atau bahkan metode yang sama. Kecermatan pemilihan metode sangat diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri.
Jenis Metode
Secara garis besar, metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metode sokratik. Metode didaktik didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau one way method. Tingkat keberhasilan metode didaktif sulit dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik yang aktif (misalnya : ceramah, film, leaflet, bulket, poster, dan siaran radio, kecuali siaran radio yang bersifat interaktif, dan tulisan di media cetak).
Metode sokratik. Metode ini dilakukan secara dua arah atau two ways method. Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidik dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif (misalanya : diskusi kelompok, debat, panel, forum, buzzgroup, seminar, bermain peran, sosiodarma, curah pendapat, demonstrasi, studi kasus, lokakarya, dan penugasan perorangan).
Metode dalam melakukan pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain :
1.      Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
2.      Metode Pendidikan Kelompok
3.      Metode Pendidikan Massa
            Aspek Penilaian Metode
Pemilihan metode belajar yang efektif dan efesien harus mempertimbangkan hal-hal berikut.
1.      Hendaknya  disesuaikan dengan tujuan pendidikan
2.      Bergantung pada kemampuan guru atau pendidiknya
3.      Kampuan pendidik
4.      Bergantung pada besarnya kelompok sasaran atau kelas
5.      Harus disesuiakan dengan waktu pemberian atau penyampaian pesan tersebut
6.      Hendaknya mempertimbangkan fasilitas-fasilitas yang ada
            Klasifikasi Metode
Menurut Notoatmodjo (1993) dan WHO (1992), metode pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu metode pendidikan individu, kelompok, dan massa.
1.      Metode pendidikan inividu
a.       Bimbingan dan Konseling
Bimbingan berisi penyampaian informasi yang berkenan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang disajikan dalam bentuk pelajaran. Informasi dalam bimbingan dimaksudkan memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan tidak langsung. Konseling adalah proses belajar yang bertujuan memungkinkan konseli (peserta pendidik) mengenal dan menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyelesaian dengan lingkungannya (Nurihsan, 2005). Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan, dan merupakan teknik standar dan tugas pokok seorang konselor di pusat pendidikan. Konseling membantu konseli memecahkan masalah-masalah pribadi (sosial atau emosional), mengerti diri, mengeksploitasi diri, dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu masyarakat serta membantu mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah laku.
Proses konseling terdiri atas tiga tahap (Cavagnh, 1982), yaitu :
Ø  Tahap awal. Meliputi pengenalan, kunjugan, dan dukungan lingkungan
Ø  Tahap pertengahan. Berupa kegiatan penjelasan masalah klien, dan membantu apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kemabli masalah klien
Ø  Tahap akhir. Ditandai oleh penurunan kecemasan klien. Terdapat perubahan perilaku kearah positif, sehat dan dinamik, tujuan hidup yang jelas di masa yang akan datang, dan terjadi perubahan sikap
b.      Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan konseling. Wawancara petugas dengan klien dilakukan untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah tertarik atau tidak terhadap perubahan dan untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau belum diadopsi memiliki dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
2.      Metode pendidikan kelompok
Metode kelompok dibagi menjadi 2 yaitu kelompok besar dan kecil.
Kelompok Besar
Untuk kelompok yang besar (sasaran berjumlah lebih dari 15 oarang), dapat digunakan metode ceramah dan seminar.
a.       Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal uang perlu diperhatikan dalam menggunakan metoda ceramah:
Ø  Persiapan :
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri.
 Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.
Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya.
Ø  Pelaksanaan :
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
§  Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
§  Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
§  Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
§  Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.
§  Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
b.      Seminar
Metode ini hanya cocok untukpendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topic yang dianggap penting dan dianggap hangat masyarakat.
Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :
a.       Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota klompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapt berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan dengan topic yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan megatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.
b.      Curah pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sana dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
c.       Bola Salju (Snow Bailing)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2pasang bergabung menjadi satu. Msreka tetap mendiskusikan  masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya, demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
d.      Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil  (buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain, Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut, Selanjutnya hasil  dan tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
e.       Bermain peran (Role Ploy)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau berkomunika sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
f.       Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan da lam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
3.      Metode pendidikan massa
Metode pendidikan massa dilakukan untuk mengonsumsikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat. Karena sasaran pendidikan bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, dan tingkat pendiidkan. Umumnya, bentuk pendekatan massa diberikan secara tidak langsung, biasanya menggunakan atau melalui media massa. Berikut ini merupakan contoh metode pendidikan massa yakni :
a.       Ceramah umum (public speaking). Pada acar-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat untuk      menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari  KB juga merupakan salah satu bentuk    pendekatan massa.
b.      Pidato-pidato/ diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
c.       Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa.
d.      Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.
e.       Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh : billboard Ayo ke  Posyandu
2.4.7 Memilih Alat bantu (Media) Penyuluahan yang Dibutuhkan
a.      Pengertian
Media adalah  alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Media pendidikan kesehatan disebut juga sebagai alat peraga karena berfungsi membantu dan memeragakan sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran. Prinsip pembuatan alat peraga atau media bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui pancaindera.
Semakin banyak pancaindra yang digunakan, semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan alat peraga dimaksudkan mengarahkan indra sebanyak pada suatu objek sehingga memudahkan pemahaman.
b.      Intensitas Alat Bantu
Alat peraga atau media mempunyai intensitas yang berbeda dalam membantu permasalahan seseorang. Elgar Dale menggambarkan intensitas setiap alat peraga dalam suatu kerucut (Gambar 10.1).
Berdasarkan Gambar 10.1, alat peraga yang memiliki tingkat intensitas paling tinggi adalah benda asli dan yang memiliki intensitas paling rendah adalah kata-kata. Hal ini berarti bahwa penyampaian materi hanya dengan kata-kata saja kurang efektif. Seperti penggunaan metode, akan lebih efektif dan efesien bila yang digunakan tidak hanya satu alat peraga, tetapu gabungan beberapa media.
c.       Faedah Alat Bantu Promosi (Kesehatan)
Secara rinci, manfaat alat peraga adalah sebagai berikut.
1.      Menimbulkan minat sasaran
2.      Mencapai sasaran yang lebih banyak
3.      Membantu mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman
4.      Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain
5.      Memudahkan penyampaian informasi
6.      Memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran
7.      Menurut penelitian, organ yang paling banyak menyalurkan pengetahuan adalah mata. Lebih kurang 75-87% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui mata, dan 13-25% lainnya tersalurkan melalui indra lain. Oleh sebab itu, dalam aplikasi pembuatan media, disarankan lebih banyak menggunakan alat-alat visual karena akan mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi oleh masyarakat
8.      Mendorong keinginan untuk mengetahui, mendalami, dan mendapat penegertian yang lebih baik
9.      Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh, yaitu menegakkan pengetahuan yang telah diterima sehingga apa yang diterima lebih lama tersimpan dalam ingatan.
d.      Macam- macam Alat Bantu Promosi (Kesehatan)
Pembagian alat peraga secara umum
Alat bantu lihat (visual aids). Alat bantu ini digunakan untuk membantu menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk :
1.       Alat yang diproyeksikan (misalnya, slide, OHP, dan film strip)
2.       Alat-alat yang tidak diproyeksikan (misalnya, 2 dimensi, gambar peta, dan bagan) termasuk alat bantu cetak atau tulis, misalnya leafet, poster, lembar balik, dan buklet. Termasuk tiga dimensi seperti bola dunia dan boneka).
Alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasikan indewra pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan/bahan pengajaran. Misalnya : piring hitam, radio, tape, dan CD. Alat bantu dengar dan lihat, seperti TV, film dan video.
e.       Pembagian Alat Peraga Berdasarkan Fungsinya
Ø  Media cetak
1.      Booklet. Media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar
http://tokoone.com/wp-content/uploads/2012/09/Foto1493.jpg
Gambar 1.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com
2.      Leaflet. Bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat berupa kalimat, gambar, atau kombinasi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9B3Ib8539hb5FfzgnFFFUM7E_ZW242IneEt8DM68uJIjGvcwwlDlHaoFB2glyAd-Q2a8DAbQIIcKYrxyBRxA5KvgK4lI78mITSqSYN4PuHL2Q7Ru8uFUJv6jS-tOQoSDuJrGLjTimY50/s1600/Capture.PNG
Gambar 2.
http://dinkes.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2012/07/brosur_baru-revisi-terakhir_b.jpg
Gambar 3.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com
3.      Flyer (selebaran), bentuk seperti leaflet, tetapi tidak dilipat
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/9/92/Cuci_tangan_pake_sabun.jpg
Gambar 4.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com
4.      Flip chart (lembar balik), biasanya dalam bentuk buku, setiap lembar (halaman) berisi gambar yang diinformasikan dan lembar baliknya (belakangnya) berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut
http://puskesmasbatuputihberau.files.wordpress.com/2012/04/untitled-1-copy.jpg?w=470
Gambar 5.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com
5.      Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4Yoy2PHYIhvPIyaTSZP51gucY3XsDO0EVMAJO70vMhggyZVxp_-ZnXgyMrtzggO6KcpYuo62cWqqn7PIPE0Lp5QjM9dDKvaaLbjimFCUZiyDbV7t-t2ZLKOL3hXfDvFsrxZga0Nrvj2NM/s1600/copy-of-poster-cetak.jpg
Gambar 6.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com
6.      Poster. Bentuk media yang berisi pesan-pesan atau informasi kesehatan yang biasanya ditempel didinding, tempat-tempat umum, atau kendaraan umum. Biasanya isinya bersifat pemberitahuan dan propaganda.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgibY1zyTyt940xx6ACyWc5K4xMxRS38P9l1KgLmcjsReNWXQ1nWalItwUL6HYIk1cBFiPwoj4HUwVr7Frjbzj6nZap8LN9tIkv3FIBo5DWnFu162yAU2_XL0Ey37_vEYjWNkisnZN3F1k/s1600/289582_1861001448107_1333069809_31555896_7682944_o.jpg
Gambar 7.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com
7.      Foto yang mengungkap informasi kesehatan
Ø  Media elektronik
Jenis-jenis media elektronik yang dapat digunakan sebagai media pendidikan kesehatan, antara lain adalah sebagai berikut.
1.      Televisi. Penyampaian pesan kesehatan melalui media televisi dapat berbentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi, pidato (ceramah), TV spot, dan kuis atau cerdas cermat.
2.      Radio. Bentuk penyampaian informasi diradio dapat berupa obrolan (tanya jawab), konsultasi kesehatan, sandiwara radio, dan radio spot.
3.      Video. Penyampaian informasi kesehatan melalui video.
4.      Slide. Slide dapat juga digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan
5.      Film strip
Ø  Media papan (billboard)
Media papan yang dipasang ditempat-tempat umum dapat diisi pesan-pesan atau informasi kesehatan. Media ini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng dan ditempel di kendaraan umum (bus da taksi)
Ø  Media hiburan
Penyampaian informasi kesehatan dapat dilakukan melalui media hiburan, baik di luar gedung (panggung terbuka) maupun dalam gedung, biasanya dalam  bentuk dongeng, sosiodrama, kesenian tradisional, dan pemeran.
f.       Sasaran yang Dicapai Alat Bantu Pendidikan
Pengetahuan tentang sasaran pendidikan yang akan dicapai alat peraga, penting untuk dipahami dalam menggunakan alat peraga. Ini berarti penggunaan alat peraga harus berdasarkan pengetahuan tentang sasaran yang ingin dicapai. Hal yang perlu diketahui tentang sasaran adalah sebgai berukut.
1.      Individu atau kelompok
2.      Kategori sasaran, seperti aspek demografi, sosial
3.      Bahasa yang mereka gunakan
4.      Adat istiadat serta kebiasaan
5.      Minat dan perhatian
6.      Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan diterima
g.      Pembagian Alat Bantu Berdasarkan Pembuatan dan Penggunaanya
1.         Alat bantu yang rumit, seperti film, film strip, dan slide. Dalam penggunaanya, alat bantu ini memerlukan listrik dan proyektor
2.         Alat bantu yang sederhana/mudah dibuat sendiri dengan bahan-bahan setempat yang mudah diperoleh seperti bambu, karton, kaleng bekas, dan kertas karton. Ciri-ciri alat bantu sederhana adalah mudah dibuat, bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan lokal, mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat, ditulis (gambar) dengan sederhana, bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat, dan memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat.
Kotak 10.2 contoh alat bantu/peraga yang dapat digunakan menurut sasaran atau tatanan yang sesuai
Ø  Di rumah tangga : leaflet, komik, dan benda nyata (buah-buahan dan sayur-sayuran)
Ø  Di masyarakat : poster, spanduk, leaflet, fannel graph, dan boneka wayang
Ø  Di kantor atau sekolah, seperti papan tulis, filpchart, poster, leaflet, buku cerita gambar, kotak gambar gulung dan boneka

h.      Cara Mempergunakan Alat Bantu
1.      Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati.
2.      Tunjukkan perhatian bahwa hal yang akan disampaikan adalah penting
3.      Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar agar mereka tidak kehilangan control pihak pendidik.
4.      Gaya bicara hendaknya bervariasi agar pendengar tidak bosan dan mengantuk.
5.      Ikut sertakan para peserta/ pendengar dan berikan kesempatan untuk memegang dan atau mencoba alat- alat tersebut.
6.      Bila perlu diberi selingan humor untuk menghidupkan suasana dan sebagainya.
i.        Media Promosi Kesehatan
Media promosi kesehatan adalah semua saranana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan (Soekidjo, 2005). Alat bantu yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan, antara lain :
1.      Dapat menghindari kesalahan pengertian/pemahaman atau salah tafsir.
2.      Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
3.      Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.
4.      Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
5.      Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.
Tujuan Media Promosi
1.      Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
2.      Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
3.      Media dapat memperjelas informasi.
4.      Media dapat mempermudah pengertian.
5.      Media dapat mengurangi komunikasi yang verbalistis.
6.      Media dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap mata.
7.      Media dapat memperlancar komunikasi.
Langkah-Langkah Penetapan Media
Langkah-langkah dalam merancang pengembangan media promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1.      Menetapkan tujuan
Tujuan harus relaistis, jelas, dan dapat diukur (apa yang diukur, siapa sasaran yang akan diukur, seberapa banyak perubahan akan diukur, berapa lama dan dimana pengukuran dilakukan). Penetapan tujuan merupakan dasar untuk merancang media promosi dan merancang evaluasi.
2.      Menetapkan segmentasi sasaran
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya antara lain memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, memberikan kepuasan pada masing-masing segmen, menentukan ketersediaan jumlah dan jangkauan produk, serta menghitung jenis dan penempatan media.
3.      Memposisikan pesan (positioning)
Memposisikan pesan adalah proses atau upaya menempatkan suatu prosuk perusahaan, individu atau apa saja ke dalam alam pikiran sasaran atau konsumennya. Positioning membentuk citra.
4.      Menentukan strategi positioning
Identifikasi para pesaing, termasuk persepsi konsumen, menentukan posisi pesaing, menganalisis preferensi khalayak sasaran, menetukan posisi merek produk sendiri, serta mengikuti perkembangan posisi.
5.      Memilih media promosi kesehatan
Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran. Media yang dipilih harus memberikan dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan yang berbeda. Penggunaan beberapa media secara seremoak dan terpadu akan meningkatkan cakupan, frekuensi, dan efektivitas pesan.
2.4.8 Menyusun Rencana Penilaian
1.      Hal ini perlu dirumuskan apakah tujuan yang sudah dijabarkan    secara khusus dan jelas mencantumkan kapan akan dievalusi di daerah mana akan dilakukan, serta siapa kelompok sasaran yang akan dievaluasi.
2.      Indikator apa yang digunakan dalam penilaian.
3.      Perlu dilihat kembali apakah tujuan penyuluhan sudah sejalan dengan tujuan program.
4.      Kegiatan-kegiatan penyuluhan mana yang akan dievaluasi.
5.      Metode dan istrumen yang akan dipergunakan untuk evaluasi.
6.      Siapa yang akan melaksanakan evaluasi.
7.      Sarana-sarana (peralatan, biaya, tenaga, dan lain-lain), yang diperlukan dalam evaluasi, dan dimana sarana tersebut bisa diperoleh.
8.      Apakah ada fasilitas dan kesempatan untuk mempersiapkan tenaga-tenaga yang akan melaksanakan evaluasi.
9.      Bagaiman rencana untuk memberikan umpan balik hasil evaluasi ini kepada para pimpinan program. 
2.4.9 Menyusun Rencana Kerja atau Pelaksanaannya
Setelah pokok-pokok kegiatan penyuluhan ditetapkan, termasuk waktu tempat dan pelaksanaannya, maka dibuat jadwal pelaksanaan yang divantumkan dalam suatu daftar. Jadwal pelaksanaan bermacam-macam, misalnya PERT (Program, Evaluation Riview, Technic ), RAGPIE (Recources, Activity, Gol, Planning, Implementation Evaluation ).
No
Pokok-pokok Kegiatan
Waktu (Bulan)
Ket
April
Mei
Juni
Juli
Agust
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
1














2














3














4














5

















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu,di mana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberiandan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja,melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang.
Dalam promosi kesehatan ada hal yang perlu diperhatikan yakni :
1.      Syarat tercapaiannya rencana penyuluhan promosi kesehatan yang baik
2.      Harapan rencana penyuluhan promosi kesehatan
3.      Langkah dalam perencanaan penyuluhan promosi kesehatan
a.       Mengenal masalah, masyarakat, dan wilayah
b.      Menentukan prioritas masalah
c.       Menentukan tujuan penyuluhan
d.      Menentukan sasaran penyuluhan
e.       Menentukan isi penyuluhan
f.       Menentukan metode penyuluhan
g.      Menentukan media penyuluhan
h.      Membuat rencana penilaian (evaluasi)
i.        Membuat rencana jadwal pelaksanaan
Dengan memperhatikan hal tersebut, promosi kesehatan yang akan dilakukan akan berjalan sesuai dengan rencana dan harapan yang diinginkan
3.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan penyuluhan promosi kesehatan ditinjau terlebih dahulu tempat atau lokasi yang akan dituju, kemudian menyusun rencana kegiatan. Sehingga apa yang akan dilakukan sesuai dengan keinginan

DAFTAR PUSTAKA

Cullen, Ann. et al. 2006. Evaluating Community-based Child Health Promotion Programs:A Snapshot of Strategies and Methods. Nemours : National Academy for State Health Policy
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Untuk KIBBLA : Jakarta
Maulana, Heri D.J. Promosi Kesehatan. Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Mubarak, Wahid I dan Chayatin. Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi. Salemba Medika : Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Whitehead, Dean. 2002. (Journal) Evaluating  health  promotion: a model for nursing  practice. Institute  of Health  Studies, University  of Plymouth, Earl Richards  Road  North. Diakses 13 Maret 2014
Yuda.2012(online).http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com. Diakses 04 April 2014

.