ANALISIS PERBANDINGAN KURIKULUM
1994, KBK (2004), KTSP (2006) DAN 2013
OLEH
:
NAMA : AHMAD NAJMUL ABIDIN
NIM :
201110070311036
KELAS
: BIOLOGI V A
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
A.
DEFENISI
Kurikulum
|
Defenisi
|
1994
|
Merupakan kurikulum perbaikan dari
kurikulum 1984 yang sudah tidak sesuai
|
2004
|
Merupakan kurikulum perbaikan dari
kurikulum 1994 yang sudah tidak sesuai dan dikembangkan dengan dasar
kompetensi
|
2006
|
Merupakan kurikulum perbaikan dari kurikulum 2004 yang sudah tidak sesuai
dan dikembangkan menurut otonomi sekolah masing-masing
|
2013
|
Kurikulum yang dirancang
untuk menyiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan dimasa depan
mereka.
|
B.
IDE
POKOK
Kurikulum
|
Ide Pokok
|
1994
|
Kurikulum yang dibuat dengan
berdasarkan active learning (pembelajaran aktif) yang menekankan pada
pendekatan konsep dan keterampilan proses.
|
2004
|
Kurikulum
yang dibuat dengan berbasis pada pengembangan kemampuan kompetensi
siswa sesuai standar nasional dan internasional
|
2006
|
Kurikulum yang
dilaksanakan dan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan dengan otonomi
pengelolaan pendidikan masing-masing satuan pendidikan
|
2013
|
Proses
pembelajaran dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach),
yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Ø Kurikulum
berbasis kompetensi
Ø Kurikulum
berdasarkan berbasis standar
Ø Berakar pada
budaya
Ø Mempersiapkan
untuk kehidupan masa kini dan masa depan
Ø Menekankan
pada keseimbangan antara soft skills dan hard skills
Ø Sekolah tak
terpisah dari masyarakat
|
C.
DASAR
HUKUM
Kurikulum
|
Dasar Hukum
|
1994
|
Ø UU No 2 tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3
Ø Peraturan
Pemerintah No.29 Tahun 1990 tentang pendidikan menengah.
|
2004
|
Ø Peraturan Pemerintah
No. 25 tahun 2000 tentang Otonomi Daerah bidang pendidikan dan kebudayaan
Ø Undang-undang
No. 2 tahun 1989 Sistem Pendidikan Nasional
Ø UU RI No. 20
tahun 2003 pada Bab X
|
2006
|
Ø Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 62 tentang Pendirian
Satuan Pendidikan
Ø Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Ø Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah ;
Ø Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; dan
Ø Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Standar Isi dan SKL pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
|
2013
|
Ø
Permendikbud No. 54 tahun 2013 tentang SKL
Ø
Permendikbud No. 81 A tahun 2013 tentang
IMPLEMENTASI KURIKULUM.
Ø
Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang
Penilaian Pendidikan
Ø
Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang
STANDAR PROSES
Ø
Permendikbud No. 67 tahun 2013 tentang KD
Ø
Permendikbud No. 71 Tahun 2013 Tentang Buku
Teks Pelajaran
|
D.
TUJUAN
Kurikulum
|
Tujuan Nasional
|
1994
|
Mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampila, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan (Pasal 4 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989)
|
2004
|
Membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. (UU No. 20 Tahun 2003)
|
2006
|
Mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU no 20 Tahun 2003 Pasal
3)
|
2013
|
Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (UU RI NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional)
|
Kurikulum
|
Tujuan Detail
|
1994
|
Ø Tujuan Umum SMA
:
Program pengajaran wajib diikuti
oleh semua siswa kelas 1 & 2 (Mengacu pada tujuan pendidikan
nasional ) semua mata pelajaran.
Ø Tujuan Khusus SMA
:
Memberikan peluang kepada siswa
untuk berpindah ke program pengajaran khusus lainnya sesuai dengan
kemampuan, minat dan kemajuan belajaranya
Ø Tujuan umum pada mata pelajaran biologi :
Memberikan pengetahuan untuk memahami
konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya, serta mampu menerapkan
konsep-konsep biologi dan metode ilmiah yang melibatkan ketrampilan proses
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
|
2004
|
Ø Tujuan Khusus
:
Peningkatan mutu dan relevansi
pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan
dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi
pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Pengembangan
aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan
hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk
bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan.
Ø Tujuan umum pada mata pelajaran biologi:
1.
Memahami konsep-konsep biologi dan saling
keterkaitannya
2.
Mengembangkan keterampilan dasar Biologi untuk
menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah.
3.
Menerapkan konsep dan prinsip Biologi untuk
menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan
manusia
4.
Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari.
5.
Meningkatkan kesadaran akan kelestarian
lingkungan.
6.
Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk
melanjutkan pendidikan.
|
2006
|
Ø
Tujuan umum :
untuk memandirikan dan memberdayakan
satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga
pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Ø
Tujuan khusus biologi SMA.
1.
Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan
menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa.
2.
Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif,
terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain.
3.
Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan
dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan tertulis.
4.
Mengembangkan kemampuan berpikir analitis,
induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi.
5.
Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip
biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.
6.
Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk
menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan
manusia.
7.
Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam
menjaga kelestarian lingkungan.
|
2013
|
Tujuan SMA :
Untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan
minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan
pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan, pilihan Lintas Minat,
dan/atau pilihan Pendalaman Minat.
Tujuan Biologi :
Ø Penjurusan di
SMA dilakukan di kelas X
Ø Mata pelajaran dibagi menjadi 3 kelompok : kelompok
matapelajaran wajib (kelompok A & B), kelompok matapelajaran peminatan
(kelompok C)
Ø Program
pengajaran terdiri dari:
1.
Matapelajaran
Wajib
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Pancasila dan Kewrga Negaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah
Indoensia, Bahsa Inggris, Seni Budaya, Penjaskes, Prakarya dan Kewirausahaan.
2.
Matapelajaran
peminatan
Matematika dan Ilmu Alam (Mtematika, Biologi,
Fisiaka, dan Kimia)
Ilmu_ilmu Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi dan
Ekonomi)
Ilnu Bahasa dan Budaya (Bahasa Sastra Indonesia dan
Inggris, Bahasa Asing (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jermasn), Antropolog
|
E.
ISI
Kurikulum
|
Isi
|
1994
|
Program
pengajaran terdiri dari:
Ø Program
pengajaran umum
Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan,
Pendidikan Agama, Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, Pendidikan sejarah
nasional dan sejarah umum, Pendidikan bahasa inggris, Pendidikan jasmani dan
gambar, Pendidikan matematika, Pendidikan ilmu pengetahuan alam, Pendidikan
ilmu pengetahuan sosial, Pendidikan seni
Ø Program
pengajaran khusus :
Program bahasa, Program ilmu
pengetahuan alam, Program ilmu pengetahuan sosial
Ø Konsep-konsep
biologi :
Mencakup biologi sel, anatomi,
fisiologi, keanekaragaman genetika, evolusi, lingkungan dan perlindungan, dan
pengawetan alam.
|
2004
|
Ø Ruang lingkup mata pelajaran Biologi terdiri dari 2
bagian yaitu bekerja ilmiah dan pemahaman konsep (materi pokok) dan
penerapannya.
Ø Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan , Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa
Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Sejarah, Geografi, Ekonomi,
Sosiologi, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan,
Teknologi Informatika dan Komunikasi, Keterampilan Bahasa Asing, PLH
Kelas X :
Bekerja
ilmiah, hakikat ilmu Biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk
hidup, hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi,
perannan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kelas XI :
Organisasi
seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan, dan
manusia dan penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
Kelas XII :
Proses
yang terjafi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi,
bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
|
2006
|
Ø Program pengajaran di SD disusun dalam 8 mata
pelajaran
Ø Program pengajaran di SMP disusun dalam 10 mata
pelajaran
Ø Program pengajaran di SMA disusun dalam 16 mata
pelajaran
Ø Penjurusan di SMA dilakukan di kelas II
Ø Penjurusan dibagi atas 3 jurusan, yaitu : Ilmu Alam,
Ilmu Sosial, dan Bahasa,
Ø Penambahan muatan lokal dan kegiatan pengembangan
diri pada setiap program pengajaran Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika,
Biologi, Kimia, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi,
Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, Teknologi Informasi
dan Komunikasi, Keterampilan, Sastra Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Jerman,
Bahasa Prancis, Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin
Ø Mata pelajaran
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa
Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia,
Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan, Teknologi Informatika dan Komunikasi, Keterampilan
Bahasa Asing,Muatan Lokal, Pengembangan diri
|
2013
|
Ø Kompetensi
Inti
Ø Kompetensi
Dasar
Ø Konten lebih
sederhana
Ø Kompetensi
yang semakin meningkat
Ø Bersesuaian
dengan lingkungan peserta didik
|
F.
ORGANISASI
Kurikulum
|
Organisasi
|
1994
|
Struktur Horizontal :
Termasuk
kedalam seperated subject ( terpisah )
Hal ini
menandakan pada tingkatan SMA materi sudah terpisah, contohnya materi IPA
dipecah menjadi fisika, biologi, kimia.
Struktur Vertikal :
Pelaksanaan
kurikulum di sekolah yang merupakan sistem catur wulan. Sistem caturwulan
membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu yang
masing-masing disebut catur wulan (1 tahun = 3 catur wulan). sistem
caturwulan 1,2,3.Caturwulan 1& 2(12 minggu) untuk kelas 1,2 &3,
dan caturwulan 1 dan 2 (10 minggu efektif) untuk kelas 3 (8 minggu
efektif). Waktu bidang studi 48 jam (1 caturwulan)
|
2004
|
Struktur Horisontal
Separate-subject curriculum yang
dilakukan oleh tim pengembang yang ditunjuk di tingkat nasional.
Struktur Vertikal
Ø Sistem kelas
Ø Kombinasi
sistem kelas dan tanpa kelas (akselerasi)
Ø Sistem unit
waktu 1 tahun setiap kelas yang terdiri dari 2 semester (34-40 minggu belajar
efektif)
Ø Alokasi waktu
1 jam pelajaran 45 menit
Ø Jumlah
jam/minggu = 38-39 jam/minggu
|
2006
|
Struktur Horisontal :
Ø Integrated
Curriculum
Struktur Vertikal :
Ø Gabungan
sistem kelas dan sistem tanpa kelas (akselerasi)
Ø Sistem unit
waktu semster, (16-20 minggu belajar efektif)
Ø Jumlah jam
38-39/minggu
Ø Alokasi waktu
1 jam pelajaran = 45 menit.
|
2013
|
Ø KI
Melalui kompetensi inti,
integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat
dijaga
Ø Mata Pelajaran
Dikembangkan Struktur
Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Matapelajaran Wajib dan
Matapelajaran Pilihan
Ø Bahan Belajar
Beban belajar merupakan
keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu
semester, dan satu tahun pembelajaran.
Ø Kompetensi
Dasar
Kompetensi dasar
dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu Matapelajaran
|
G.
STRATEGI
Kurikulum
|
Strategi
|
1994
|
Pendekatan konsep dan pendekatan
keterampilan proses
Ø Pendekatan pemecahan masalah
Ø Pendekatan lingkungan
Ø Pendekatan induktif dan deduktif
Ø Pendekatan sejarah
Ø Pendekatan pengungkapan nilai-nilai
|
2004
|
Berbasis kompetensi
Ø “learning
to do, learning to know, learning to be, learning to
live together”
Ø Inkuiri
Ø Konstruktivisme
Ø ·Sains
Teknology Masyarakat
Ø Pemecahan
masalah
Ø Penggunaan
media yang beragam
Detail KBK:
Ø Sistem belajar
dengan modul
Ø Menggunakan
keseluruhan sumber belajar
Ø Pengalaman
lapangan
Ø Strategi
pembelajaran individual personal
Ø Belajar tuntas
Ø Kemudahan
belajar
|
2006
|
Ø Kegiatan Pendahuluan
Untuk membangkitkan motifasi
dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartiispasi aktif dalam
proses pembelajaran.
Ø Kegiatan Inti
Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi, peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik, kegiatan dilakukan secara sistemastis
melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Ø Kegiatan Penutup
Aktivitas pembelajaran diakhiri
dengan bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik,
dan tindak lanjut.
|
2013
|
Ø Pendekatan ilmiah
Menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalam pembelajaran
Ø Konsep
pendekatan scientific
Memilki kriteria :
1.
Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2.
Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi
edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3.
Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara
kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan
masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
4.
Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari
materi pembelajaran.
5.
Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
merespon materi pembelajaran.
6.
Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris
yang dapat dipertanggungjawabkan.
7.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana
dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Dari ketujuh
kriteria ini dimaksudkan meliputi :
·
Mengamati
·
Menanya
·
Menalar
·
Mencoba
·
Membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
|
H.
METODE
PEMBELAJARAN
Kurikulum
|
Metode
Pembelajaran
|
1994
|
Ø Metode Ceramah
Ø Metode Diskusi
Ø Metode
Demonstrasi
Ø Metode
Eksperimen
Ø Metode
Karyawisata
Ø Metode Proyek
Ø Metode
Sosiodrama
|
2004
|
Ø Pengamatan
Ø Pengujian/penelitian
Ø Diskusi,
Ø Penggalian
informasi mandiri melalui tugas baca
Ø Wawancara
narasumber
Ø Simulasi/bermain
peran
Ø Nyanyian
Ø Demonstrasi/peragaan
model
|
2006
|
Ø Metode
mengikuti inovasi dan kreativitas guru (inquiri)
|
2013
|
Ø Pembelajaran
langsung dan tidak langsung
Ø Menekankan
pada aplikasi
Ø Terkait dengan
kehidupan
Ø Mengembangkan
kemampuan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah, mengkomunikasikan
temuan
Ø Menekankan
pada kemampuan
Ø Berfikir
kritis, kreatif, dan produktif
Ø Mengembangkan
kemampuan belajar
|
I.
EVALUASI
Kurikulum
|
Evaluasi
|
1994
|
Ø Penilain
Ulangan harian: Bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa menurut
tujuan khusus pembelajaran dan untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan khusus
yang perlu diperhatikan dalam pengajaran selanjutnya.
Ø Penilaian
Ulangan Umum: bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran
mengenai sejumlah bahan kajian tertentu dan sesudah rentang waktu tertentu
telah dicapai oleh siswanya dimana penilaian ulangan umum.
Ø Bentuk-bentuk
Penilaian :
1.
Penilaian tertulis
2.
Penilaian lisan
3.
Penilaian perbuatan dan penampilan
|
2004
|
Evaluasi
hasil belajar dalam implementasi KBK dilakukan dengan penilaian kelas, tes
kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking,
dan penilaian program.
Ø Indikator keberhasilan sosialisasi kurikulum
Ø Indikator keberhasilan penyusunan silabus
Ø Indikator keberhasilan penyusunan program tahunan
dan semester
Ø Indikator keberhasilan penyusunan rencana
pembelajaran
Ø Indikator keberhasilan penyusunan bahan ajar
Ø Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan
belajar-mengajar
|
2006
|
Ø Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik,
dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian
hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan
Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
Ø Evaluasi :
1.
Evaluasi
proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
2.
Evaluasi
proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a.
membandingkan
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses,
b.
mengidentifikasi
kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.
3. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja
guru dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Ø Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir
penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi
dasar dari setiap mata pelajaran.
|
2013
|
Penilaian
Autentik
Ø Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah
pengukuran yang bermakna secara signifikan atas proses dan hasil
belajar peserta didik untuk ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Ø Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian,
pengukuran, pengujian, atau evaluasi.
Ø Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel.
Jenis-jenis
penilaian autentik :
1.
Penilaian Kinerja
Berikut ini cara
merekam hasil penilaian
berbasis kinerja.
2.
Penilaian Proyek
Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek.
3.
Penilaian Portofolio
Penilaian
portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan
kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian
portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan
atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan
dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian
portofolio dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah seperti berikut ini.
4.
Penilaian Tertulis
Tes tertulis berbentuk uraian atau
esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis
berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif,
sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
|
J.
TEMUAN
KHUSUS
Kurikulum
|
Temuan Khusus
|
1994
|
Kurikulum
1994 merupakan model pelaksanaan pendekatan pembelajaran. Terdapat satuan
model pelajaran, program tahunan, program catur wulan, AMP (analisis materi
pembelajaran), AE (analisis evaluasi), dan AEE (analisis evaluasi eksperimen)
|
2004
|
Ø Buku Kerangka
Dasar
Ø Bahan Kajian
Ø Buku Standart
Kompetensi Mata Pelajaran
Ø Buku
Pedoman-Pedoman
|
2006
|
Ø Model pendekatan pengembangan
Menggunkan pendekatan dekonsentrasi, yaitu campuran antara
sentralistrik dan desentralistik atau dalam bahasa lain menggunakan model
administratif dan model akara rumput ( grass root)
Ø pengembangan kurikulum dikaji dalam lingkup
nasional, baik untuk pendidikan sekolah maupun luar sekolah, baik secara
vertikal maupun horizontal dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Secara vertikal berkaitan dengan kontinuitas atau kesinambungan
pengembangan kurikulum dalam berbagai tingkatan (hierarkhi) institusi
pendidikan (sekolah), sedangkan secara horizontal berkaitan dengan
pengembangan kurikulum pada tingkatan pendidikan yang sama/setara sekalipun
jenis pendidikannya berbeda. Pada tahap institusi, kegiatan pengembangan
kurikulum dilakukan di etiap lembaga pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MAK/ dan
SMK).
|
2013
|
Ø Pendekatan alamiah
Ø berbasis karakter
Ø Pengembangan menggunakan Pendektan kompetensi
Ø KI 1
Ø KI 2
Ø Guru tetap membuat RPP namun silabus sudah disediakan oleh pemerintah.
Ø Model pembelajaran dibagi 3 :
1. Model pembelajaran berbasis proyek
2. Model pembelajaran berbasis masalah
3. Model pembelajaran berbasis penemuan
|
K.
MODEL
KONSEP KURIKULUM
Kurikulum
|
Model Konsep
Kurikulum
|
1994
|
Kurikulum
1994 termasuk kurikulum menganut konsep akademis karena :
Ø Kurikulum 1994 sesuai dengan aliran filsafat
perenialisme, karena pada kurikulum 1994 lebih fokus kepada aspek kognitif
dan mengabaikan aspek-aspek lainnya.
Ø Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya
mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.
Ø Metode yang digunakan mengajar cenderung monotone
yaitu ceramah, tidak menggunakan metode-metode lain yang melibatkan siswa
aktif. Guru mengajar hanya mengejar target berupa materi yang harus dikuasai
dan berorientasi kognitif.
|
2004
|
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM RALP W
TYLER
Dikarenakan :
Ø Sumber utama
dalam perumusan tujuan kurikulum adalah siswa.
Ø Memperbanyak
pengalaman belajar siswa
Ø Evaluasi
merupakan alat penilaian dalam menilai proses pembelajaran
|
2006
|
Ø
KTSP pada
dasarnya merupakan penyempurnaan model dari KBK.
Ø
Konsep
kurikulum KTSP yaitu subyek akademi, hal itu dapat dilihat dari tujuan
kurikulum tersebut yaitu mengembangkan kecerdasan atau intelek dan
pengetahuan merupakan tujuan dari kurikulum subyek akademis.
Ø
Si pendidikan
menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan.
Ø
Proses
pendidikan berupa transfer IPTEK.
Ø
Evaluasi
dilakukan untuk melihat sejauh mana IPTEK mampu dikuasai.
|
2013
|
Ø Konsep
pembelajaran IPA terpadu
Pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik
secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3)
Model
pembelajaran terpadu :
Ø Konsep
pembelajaran IPS terpadu
|
L.
PRINSIP
PENGEMBANGAN
Kurikulum
|
Prinsip
Pengembangan
|
1994
|
Ø Pengembangan kurikulum dengan model administrasi
(sentralisasi). Artinya kurikulum dibuat oleh pimpinan pusat dan diberikan
kepada sekolah
Ø Prinsip Fleksiblitas (pengembangan pengajaran
disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar)
Ø Prinsip Kontinuitas atau kesinambungan
(kesinambungan antara pengajaran dengan lingkungan siswa)
Ø Relefansi (antara materi yang akan diajarakan sesuai
dengan pendekatan yang akan dipakai)
Ø Efektifitas (guru dapat menentukan metode,
pendekatan, waktu yang sesuai, sehingga guru dapat menyesuaikan dengan
kondisi pembelajaran yang akan diajarakan)
|
2004
|
Ø Prinsip
relevansi: pemberian pengalaman secara langsung sangat ditekankan melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan
tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah.
Ø ·Prinsip
fleksibilitas: pada suatu kegiatan pembelajaran misalnya penelitian ilmiah
tidak semua indikator kerja ilmiah harus dilakukan. Selain itu, guru juga
diberi kewenangan untuk menyusun silabus dan skenario pembelajaran yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
Ø Prinsip
kontinuitas: mata pelajaran Biologi SMA ini merupakan kelanjutan dari mata
pelajaran Biologi SMP. Karena adanya keterkaitan di dalam kurikulum tersebut
sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Ø Prinsip
efektifitas: guru dapat memilih indikator kerja ilmiah sesuai dengan
kebutuhan ketersediaan alat/bahan, kemampuan siswa, ketersediaan alokasi
waktu, serta kemampuan guru.
Ø Prinsip
efisiensi: dalam pengelolaan keuangan, terutama pengalokasian uang sepenuhnya
dilakukan sekolah. Sekolah juga diberi kebebasan untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan.
|
2006
|
Ø Prinsip Relevansi: Kurikulum ini relevan dengan
tuntutan perkembangan zaman, dimana tuntutan zaman yang global dan berbasis
teknologi. Kerelevanan ini dapat dilihat dari model konsep kurikulum
KTSP yaitu model konsep kurikulum teknologis.
Ø Prinsip Flexibelitas: kurikulum ini bersifat
flexibel dikarenakan standar isi dari kurikulum ini hanya memberikan komponen
isi berupa standard kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sehingga
pengembangan silabus dapat dilakukan sesuai dengan keinginan guru
Ø Prinsip Kontinuitas: Mata pelajaran di SMA merupakan
lanjutan dari mata pelajaran SMP, sehingga kesinambungan pelajaran ini sangat
jelas.Kontinuitas kurikulum ini dapat terlihat dari tujuan kurikulum ini yang
mempersiapkan peserta didik melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Dengan
adaya kegiatan pengembangan diri merupakan ciri khas dari kurikulum ini
dimana kegiatan pengembangan diri bertujuan untuk meningkatkan potensi
peserta didik
Ø Prinsip efektifitas: Kurikulum ini mampu
memberikan keefektifitasan pada otonomi suatu lembaga untuk
meningkatkan mutu pendidikannya sesuai keinginan
|
2013
|
Ø Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Ø Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
Ø Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan
pencapaian kompetensi.
Ø Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dijabarkan dari
tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat, negara, serta
perkembangan global.
Ø Standar isi dijabarkan dari SKL
Ø Standar proses dijabarkan dari standar isi.
Ø Standar Penilaian dijabarkan dari SKL, Standar Isi
dan Standar proses
|
M.
KELEBIHAN
Kurikulum
|
Kelebihan
|
1994
|
Ø Kurikulum 1994 jadi lebih kompleks karena di susun
untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya (kurikulum 1984)
Ø Guru diperbolehkan mengubah sistematika mata
pelajaran
Ø Menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan
proses dengan metode yang sesuai dengan bahan kajian yang diajarkan
|
2004
|
Ø Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap
aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata
pelajaran itu sendiri.
Ø Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student oriented).
Ø Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
Ø Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan
setiap aspek dari suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan
terhadap kekurangan peserta didik.
Ø Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan
siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan
penilaian yang terfokus pada konten.
|
2006
|
Ø
Dapat memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam
mengelola sumber daya dan menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, serta
mendorong profesionalisme para pengawas, kepala sekolah, dan guru.
Ø
Mendorong guru, kepala sekolah dan pihak manajemen
sekolah untuk semakin meningkatkan kresatifitasnya dalam penyelenggaraan
program-program pendidikan.
Ø
Pengembangan kompetensi siswa disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa serta tuntutan
lingkungan.
Ø
Dalam
pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
Ø
Pembelajaran
berpusat pada siswa.
Ø
Penggunaan
pendekatan dan metode yang bervariasi.
Ø
Sumber belajar
yang bervariasi.
Ø
Seorang guru
benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang menuntut
kekreatifitasan.
|
2013
|
Ø Menggunakan
pendekatan yang bersifat Alamiah (konstektual),
karena berangkat, berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik.
Ø Berbasis
karekter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan
lain.
Ø Kurikulum 2013
terdapat bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang
berkaitan dengan keterampilan.
|
N.
KELEMAHAN
Kurikulum
|
Kelemahan
|
1994
|
Ø Beban belajar
siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyak materi/
substansi setiap satpel
Ø Orientasi pada
materi pelajaran
|
2004
|
Ø Paradigma guru
dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang
lebih pada teacher oriented.
Ø Kualitas guru,
dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu
17,2% guru mengajar bukan bidang studinya.
Ø Sarana dan
prasarana pendukung pembelajaran yang belum merata di setiap sekolah.
Ø Kebijakan
pemerintah yang setengah hati.
Ø Dalam
kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun.
Ø Konsep KBK
sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
|
2006
|
Ø Sering terjadi miskonsepsi akibat adanya perubahan
metode pengajaran yang dominan dari teacher centre menjadi
student centre.
Ø ·Akan terbentuk tingkatan lembaga pendidikan yang
favorit dan yang kurang favorit
Ø Siswa yang aktif akan semakin maju dan berkembang ,
sedangkan siswa yang tidak aktif akan lambat berkembang
Ø Keberhasilan siswa di ukur dan dilaporkan
berdasarkan pada pencapaian kompetensi tertentu dan bukan didasarkan atas
perbandingan dengan hasil belajar siswa lain
|
2013
|
Ø Guru juga
tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
Ø Tidak adanya
keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum
2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih
diberlakukan.
Ø Pemerintah
mengintegrasikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang
pendidikan dasar.
|
Perbandingan
Kurikulum dari Masa ke Masa
No
|
Kurikulum
.... – 1994
|
Kurikulum
2004 – 2006
|
Kurikulum
2013
|
1
|
Basis materi
|
Basis produk
|
Basis praksis
|
2
|
Fokus pada ranah pengetahuan
|
Mapel berkontribusi pada kompetensi tertentu
|
Mapel berkontribusi pada semua ranah kompetensi
|
3
|
Produk dan proses ditentukan dari materi
|
Produk ditentukan dari materi, proses ditentukan
terpisah
|
Materi dan proses diturunkan dari produk
|
4
|
Penekanan pada rencana
|
Penekanan pada hasil
|
Penekanan keselarasan rencana, kegiatan, hasil
|
5
|
Keseragaman materi
|
Keseragaman hasil
|
Keseragaman materi, proses dan hasil
|
6
|
Pemantauan pelaksanaan silabus dan RPP standar
|
Penilaian hasil yang sangat ketat (harusnya), mis.
UN
|
Penilaian proses dan hasil secara utuh
|
7
|
Menggunakan materi sebagai konteks
|
Menggunakan materi sebagai konteks
|
Menggunakan tema populer sebagai konteks
|
Arah
Pengembangan : Kurikulum sebagai Praksis Kontekstual